T H E L O S E R
Gubrak….. Aku terjatuh!! Seketika kedua penopang tubuhku ini mati
rasa, lunglai. Dada ini serasa penuh sesak dengan kekecewaan, rasa sakit, dan
kesedihan. Semua memuncak, nggak bisa keluar, tertahan di dalam dada. Mata ini
perih! Airmata ini semakin deras, wajah ini basah dengan tetesan air mata yang
nggak mampu berhenti. Pengen teriak tapi yang keluar hanya suara seperti
lengkingan kecil, pengen berdiri tp nggak mampu, terlalu lelah, pengen bernafas
normal tapi dada ini begitu sesak, seakan banyak hal menyakitkan yang pengen
keluar secara bersama sama tp nggak bisa karna pintunya nggak muat.
Aku hanya bisa terduduk, menangis tersedu-sedu. Sunyi… Sepi…dan…Sendirian,
yang terdengar hanya desahan nafas kesedihan, kegagalan. Yang nguatin aku cuma
satu, diriku sendiri, iya diriku sendiri, tapi diriku dengan tipe berbeda,
diriku yang udah terkubur jauh, diriku yang udah sembunyi sekian lama. Dan dia
tetap bicara, tetap nguatin, tetap nenangin,
dan ini, ini yang sangat aku
syukuri, Tuhan emang nggak ngasih seseorang yang lain buat nemani, buat
ngedengerin, tapi Tuhan ngasih layaknya seseorang yang lain dalam diri ini, dan
percayalah bahwa semua orang punya yang kayak aku punyain ini.
Pelan tapi pasti sang loser ini sadar, terbangun. Nafas ini mulai
normal, air mata ini mulai berhenti sedikit demi sedikit, kaki ini mulai kuat
untuk duduk, berdiri. Aku berdiri di depan kaca, dan yang terllihat hanya pantulan
seseorang yang menyedihkan, sangat menyedihkan. aku memandangnya dengan waktu
yang lama, dan akhirnya air mata muali turun lagi, tapi dengan alasan yang
berbeda, dengan bentuk kesedihan yang lain. Sedih karena betapa lemahnya diri
ini, sedih betapa rapuhnya hati ini.
Gila! Gue loser banget saat in! Gue pecundang banget! Aku kalah! Kalah
untuk ngelawan perasaan-perasaan ini, perasaan yang aku biarin berkembang,
harapan yang aku biarin terus melayang tinggi, dan semakin tinggi.
Aku GAGAL !!!
…..
Dalam agamaku diajarkan untuk tidak mencintai atau menyayangi sesuatu
ataupun seseorang dengan berlebihan(dan aku yakin agama kamu juga ngajarin hal
yang sama), dan aku tau itu. Tp bodohnya aku, aku nggak gubris itu, nggak
gubris ajaran Tuhan-ku, Rasul-ku, agamaku, orang tuaku, saudara perempuanku dan
teman-temanku. Betapa bodohnya aku ya Rab….
Dan sekarang inilah akibatnya, akibat dari perasaan yang terlalu
“berlebihan”, terlalu besar, dan semakin menyedihkan lagi adalah hanya aku yang
merasakan seperti ini, yang ngalami ini, cuma aku, dan kamu tidak. Ya, inilah
hidup, kehidupan nyata kita, ada di sekitar kita.
Maaf Tuhan,
maaf selama ini aku menjadi hamba-Mu yang sangat amat menyedihkan, menjadi
seorang loser! Maaf Tuhan, aku sadar betapa bodohnya aku, aku sadar betapa
menyedihkannya aku, aku sadar betapa tidak bijaknya aku selama ini menjalani
hari-hari dari semua anugrah-Mu. Maafkan aku, maaf Rab-ku :’(
Komentar
Posting Komentar